Kenapa Kita Pakai Bahasa Indonesia? Bukan Pakai Bahasa Belanda atau Jepang? Ternyata Gini loh Sejarahnya

Sejarah Singkat Bahasa Indonesia

Ruang-Digital – Pernah gak sih kalian berfikir bagaimana Bahasa Indonesia bisa menjadi bahasa Nasional kita? Padahal sebelumnya semua menggunakan bahasa daerah… Hmmm cukup menarik. 

Setelah sebelumnya kita membahas Negara Yang mempelajari Bahasa Indonesia bahkan ada yang menjadikan nya bahasa ke-2. 

Kali ini kita akan membahas sedikit mengenai Proses Bagaimana Bahasa Indonesia bisa menjadi bahasa resmi. Sejarah Bahasa Indonesia menjadi Bahasa Nasional yaitu berkat orang ini.

Opini yang bagus, Sekarang Bahasa Indonesia menjadi Bahasa Resmi

Karena tanpa SD Inpresnya (ratusan ribu sekolah dasar) beliau dan upayanya yang sengit dalam mengurangi buta huruf, bahasa Indonesia tidak akan menjadi lingua franca (bahasa pengantar) di Indonesia. Mari kita lihat beberapa sejarah bagaimana Bahasa Indonesia bisa menjadi bahasa resmi. 

Sejarah Bahasa Indonesia menjadi Bahasa Nasional

  • Sebelum tahun 1908, bahasa Riau-Melayu (variasi dari Bahasa Melayu) adalah bahasa yang umum dituturkan oleh pedagang yang melakukan bisnis di sekitar Selat Malaka, bertentangan dengan apa yang orang yakini, bahasa Riau-Melayu bukanlah lingua franca di Indonesia pada waktu itu, bahasa Riau-Melayu hanya digunakan oleh kurang dari 1-2% dari populasi Indonesia.
  • Pada Tahun 1908–1918, Belanda membentuk Commissie voor de Volkslectuur (kemudian diubah menjadi Kantoor voor de Volklectuur) dan mulai mendidik orang Indonesia. Alih-alih mengajar bahasa Belanda, mereka memilih Riau-Melayu dan memformalkannya ke dalam bahasa Melayu Indonesia sehingga dapat digunakan sebagai platform publikasi untuk bahan ajar. Pada Tahun1918, bahasa Melayu Indonesia cukup matang sehingga Kantoor voor de Volklectuur diubah namanya menjadi Balai Pustaka.
  • 1918–1945, Balai Pustaka mulai mencetak novel-novel barat populer ke dalam Bahasa Melayu Indonesia, termasuk beberapa buku-buku sekolah yang digunakan pada waktu itu. Pada tahun 1928, nasionalis Indonesia mendeklarasikan Melayu Indonesia sebagai bahasa Indonesia, bahasa persatuan untuk nusantara. Balai Pustaka tetap sebagai penerbit dominan hingga tahun 1930-an, ketika kaum nasionalis mulai menerbitkan bukunya sendiri dalam Bahasa Indonesia. Pendudukan Jepang meletakkan dasar bagi penggunaan bahasa Indonesia dalam menyusun konstitusi, dan akhirnya Soekarno memproklamirkan kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945 dengan Bahasa Indonesia.
  • 1945–1965, Sementara bahasa Indonesia mendominasi kantor-kantor kota dan pemerintahan, sebagian besar penduduk tetap tidak menyadari keberadaan dari bahasa Indonesia. Pada tahun 1945, hanya 5% dari populasi Indonesia yang bisa berbahasa Indonesia, sementara 70% atau lebih berbicara dengan bahasa Jawa dan Sunda. Soekarno terlibat dalam revolusi komunis dan kemudian Soeharto menggantikannya sebagai kepala negara.
  • 1965 – sekarang, Soeharto mendorong keras pendidikan untuk mengatasi buta huruf. Tujuan pertamanya adalah pendidikan wajib 6 tahun untuk semua anak di Indonesia, karena itu ia menggunakan uang minyak pertama untuk mendirikan 6.000 sekolah dasar pada tahun 1973. Dalam 20 tahun ini diperluas menjadi 22.000 sekolah dasar. Tidak hanya mendorong bahasa Indonesia ke generasi muda, Soeharto juga mendorong program yang disebut “Kejar”. Kurikulum di luar kelas yang disederhanakan untuk memungkinkan generasi yang lebih tua menerima tingkat melek huruf yang sama di sekolah dasar. Pada akhir masa pemerintahannya (1998), lebih dari 150.000 sekolah dasar telah dibangun dan dikelola. Hari ini, wajib belajar 6 tahun telah berkembang menjadi pendidikan wajib 9 tahun dan jumlah sekolah dasar telah berkembang menjadi 174.000. Program Kejar tidak hanya menyediakan sertifikasi tingkat sekolah dasar, sekarang sertifikasi tingkat sekolah menengah dapat diperoleh melalui Program Kejar. Saat ini, sulit menemukan seseorang di Indonesia yang tidak dapat berbicara Bahasa Indonesia.

 Suka atau tidak, lelaki tua itu melakukan banyak hal agar tersebarnya bahasa Indonesia di Republik ini. Dia mungkin tidak “menemukan” atau “secara resmi menyatakan” penggunaan bahasa Indonesia, tetapi, program pendidikannya yang berhasil membuat semua orang saat ini fasih berbicara dengan bahasa Indonesia.

Terimakasih sudah membaca jangan lupa tinggalkan komentar dibawah^_^

Satu Komentar

Komentar ditutup.